Nilai PDRB perkapita yang tinggi merupakan indikasi dari produktifitas seorang individu dalam sebuah daerah. Apabila diplotkan PDRB atau PDB per kapita dan tingkat kemiskinan dari seluruh negara di dunia, maka akan terlihat korelasi negatif antara PDB per kapita dan tingkat kemiskinan. Artinya semakin tinggi PDB per kapita maka akan semakin rendah tingkat kemiskinan sebuah negara.
Selanjutnya jika diplotkan PDB per kapita dan
indeks pembangunan manusia, maka korelasi positif akan kita jumpai. Indeks
pembangunan manusia meningkat seiring dengan nilai PDB per kapita. Korelasi ini
menyebabkan nilai PDRB sangat penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan.
Penyebab utama dari pertumbuhan
ekonomi yang rendah di Aceh adalah masih tingginya defisit perdagangan. Defisit
ini terkait dengan kontribusi dan pertumbuhan industri pengolahan yang rendah.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Aceh untuk periode 2017-2022, defisit perdagangan merupakan salah satu
sasaran yang harus dikurangi. Terdapat dua arah kebijakan yang saling
komplementer. Kedua kebijakan tersebut adalah meningkatkan ekspor dan
mengurangi impor melalui subsitusi impor.
Blessing in Disguise
Keadaan ekonomi global saat ini
sedang tidak bersahabat. Pertumbuhan ekonomi dunia terus mengalami perlambatan.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China menyebabkan perlambatan
perdagangan dunia dan penurunan harga komoditas. Bank Sentral di negara maju
banyak mengeluarkan kebijakan moneter yang longgar untuk memacu ekonominya.
Salah satu konsekuensinya adalah
suku bunga perbankan yang rendah. Suku bunga yang rendah secara alami memaksa
para investor untuk mencari peluang investasi yang paling memberikan imbal
hasil yang maksimal. Volatilitas arus modal asing menjadi “blessing in disguise” bagi negara-negara berkembang seperti
Indonesia untuk menyerap pantulan arus investasi.
Investasi merupakan salah satu
pembentuk ekonomi sebuah daerah. Pengalaman dari beberapa negara-negara yang
maju dan mempunyai pertumbuhan yang tinggi menunjukkan bahwa investasi menjadi
salah satu penyebab utama dari percepatan pertumbuhan atau investment-led
growth. Sebut saja China, negara tirai bambu ini mampu menggandakan pendapatan
per kapita rakyat hanya dengan waktu kurang dari satu generasi dan mampu
mengurangi orang miskin hampir 14 juta setiap tahunnya dalam kurun waktu
2013-2018.
Prestasi ini tidak lepas dari
kebijakan pemerintah China yang membuka negaranya untuk investasi. Salah satu
kebijakan efektif yang dilakukan adalah membangunan kawasan ekonomi khusus sebagai
lokasi investasi. Alhasil, China menjadi pabrik dunia dan menyerap tenaga kerja
dan memperoleh transfer teknologi yang akan memperkuat negara adidaya kedua di
dunia.
Begitu juga dengan Singapura,
strategi pertumbuhan ekonomi pada dekade awal adalan menarik investasi
sebanyak-banyaknya melalui kemudahan dan fasilitas dan insentif yang diberikan
secara besar-besaran. Hasilnya juga adalah Singapore dengan kesejahteraan
penduduknya termasuk yang tertinggi di dunia.
Strategi
Investment-led Growth
Kesuksesan negara China dan
Singapura perlu menjadi pelajaran bagi Aceh untuk menjadikan investment-led growth sebagai strategi percepatan
pertumbuhan ekonomi Aceh. Investasi harus diarahkan untuk ekspor dan substitusi
impor.
Aceh telah memiliki empat kawasan
yang diperuntukkan untuk penanaman modal, yaitu KEK Arun Lhokseumawe, KIA
Ladong, PPS Kutaraja Lampulo dan KPBPB Sabang.
Namun keberadaan lokasi khusus untuk investasi tidak serta merta akan
menjadikan Aceh sebagai destinasi pilihan investasi.
Bank Dunia menerbitkan GlobalInvestment Competitiveness Report 2017-2018 tentang perspektif investor terkait
pemilihan tempat sebagai tempat mereka menanamkan modal. Di antara faktor utama
yang mempengaruhi keputusan investasi adalah stabilitas politik dan keamanan, kualitas
regulasi, ukuran pasar, tenaga kerja terampil, infrastruktur, dan bahan baku
yang murah.
Berdasarkan faktor utama
tersebut, ada beberapa strategi atau kebijakan yang perlu diambil oleh
Pemerintah Aceh dan mensyaratkan sinergi dan kolaborasi lintas stakeholder agar
kebijakan atau strategi tersebut efektif.
Menjamin stabilitas politik dan
keamanan, kepastian regulasi dan ketersediaan infrastruktur yang memadai
merupakan hal yang pertama yang harus disediakan oleh Pemerintah. Ketiga
komponen tersebut mengurangi risiko yang dapat mengurangi minat investasi.
Jaminan ini bahkan lebih efektif dari pada berbagai insentif dan kemudahaan
yang diberikan.
Bagian dari pengurangan risiko
diatas yang masih menjadi permasalahan di Aceh adalah pemanfaatan lahan pemerintah
sebagai lokasi investasi yang hanya diberikan dalam waktu 5 tahun. Padahal
kegiatan investasi sering membutuhkan lebih lama untuk balik modal. Untuk ini,
Pemerintah Aceh perlu melakukan deregulasi pemanfaatan lahan pemerintah yang
memungkinkan untuk digunakan hingga 30 tahun. 4 Kawasan investasi yang disebut
diatas merupakan lahan milik pemerintah, jika deregulasi ini tidak diselesaikan
maka kawasan tersebut menjadi tidak menarik bagi investasi. Selain itu
ketersediaan infrastruktur kawasan investasi juga perlu segera dilengkapi
seperti air bersih, drainase dan pengolahan limbah.
Selanjutnya, proses mudah dan
ketepatan waktu dalam pengurusan perizinan juga menjadi penting bagi kepastian
investasi dan menjadi bagian dari kualitas regulasi. Promosi investasi juga perlu melakukan
perubahan prioritas. Jika selama ini lebih ditekankan pada potensi produksi,
namun sekarang perlu lebih bersifat demand-driven,
terutama integrasi investasi dengan rantai nilai global yang bertumpu pada
efisiensi. Fokus investasi pada keterkaitan rantai nilai global akan
meningkatkan market size investasi
dan membuat Aceh lebih menarik sekaligus memaksimalkan nilai tambah ekonomi di
Aceh. Geografi Aceh yang berada di jalur perdagangan global menambah daya tarik
dan daya saing sebagai destinasi wisata.
Ketersediaan tenaga kerja
terampil juga perlu dijamin melalui kemitraan link dan match antara penyedia tenaga kerja seperti universitas, SMK
dan BLK. Kesesuaian ini sangat penting bukan saja karena dibutuhkan oleh
investor, namun juga akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal dan
penurunan angka kemiskinan. Keberadaan investasi juga perlu dikelola agar
terjadi kemitraan dengan usaha kecil dan menengah sehingga terjadi transfer
pengetahuan yang menyebabkan UKM menjadi naik kelas.
Apabila faktor-faktor tersebut
diatas dapat berkumpul dan tersedia dalam setiap kawasan investasi Aceh
tersebut, investasi di Aceh menjadi keniscayaan, yang menyediakan lapangan
kerja produktif, menambah nilai komoditas Aceh dan meningkatkan kesejahteraan
Aceh secara lebih signifikan.
Nb.
1. Telah diterbitkan di Tabloid Tabangun Aceh, Edisi Desember 2019
2. Ilustrasi diatas bersumber dari http://isaayle.com/1118/investment-experts-show-the-way-to-prosperity.htm
1. Telah diterbitkan di Tabloid Tabangun Aceh, Edisi Desember 2019
2. Ilustrasi diatas bersumber dari http://isaayle.com/1118/investment-experts-show-the-way-to-prosperity.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar