Sabtu, 17 September 2011

Total Quality Management - Sebuah Tauladan Nabawi

Suatu ketika, Rasulullah melakukan perjalanan bersama beberapa shahabat. Selepas waktu Isya, seorang shahabat mengusulkan bahwa menu makan malam mereka adalah gulai kambing. Serentak para shahabat berebutan untuk menawarkan diri dalam proses penyiapan makan besar tersebut. Diantara shahabat ada yang menawarkan diri," saya yang menyembelih kambing". Ada yang tak mau kalah,"saya yang menguliti kambing". Selebihnya membagi tugas memotong daging, memasak dan lain-lain. Rasulullah angkat bicara,"biar saya mengumpulkan ranting untuk menyalakan api tungku". Serempak shahabat berujar," Ya Rasulullah. biarkan kami yang melakukan semua ini". Lalu Rasulullah menjawab," Aku tidak suka berleha-leha sedangkan kalian sibuk. Aku ingin terlibat dalam pekerjaan ini (menyiapkan makan malam)".


Sebuah pekerjaan besar sering kali kombinasi dari beberapa proses pekerjaan kecil. Tidaklah sempurna apabila satu saja dari proses tersebut tidak dikerjakan. Alangkah jeli Rasulullah memilih sebuah proses yang mungkin dianggap kecil namun sangat kritikal. Bagaimana dapat sepiring gulai kambing tersaji apabila tidak ada kayu api yang memasaknya.

Sungguh pembagian kerja adalah penting. Namun sebelumnya harus diidentifikasi bagian atau proses kerja apa yang harus dilalui untuk mendapatkan hasil final yang optimal. Setiap proses harus dilakukan secara serius dan oleh tangan-tangan terbaik yang penuh motivasi mempersembahkan yang terbaik, sekecil apapun proses itu. Inilah yang menjadi filosofi dasar dari sebuah konsep produksi Total Quality Management (TQM).